logo blog

09 Agustus 2017

Nasi Jinggo, Kuliner Khas Bali

Nasi Jinggo, Kuliner khas Bali
Gambar: Nasi Jinggo
Piring Kuliner-Sobat, pernahkah anda mendengar sebutan pulau dewata? Ya, pulau dewata merupakan sebutan dari pulau bali. Pulau yang penuh akan panorama keindahan alamnya ini, memiliki sejuta tempat wisata yang sering dijadikan salah satu target wisata oleh parawisatawan asal nusantara maupun mancanegara.


Pulau dewata memiliki ragam budaya serta keindahan alam yang mampu membius siapapun untuk mau datang mengunjunginya. Namun, apakah anda tau, bahwasannya selain memiliki ragam wisata yang menggiurkan, pulau Dewata Bali ternyata juga memiliki banyak variasi kuliner warisan nusantara loh sobat.

Baca Juga: Gudeg, kuliner khas kota Yogyakarta

*Fakta Sejarah

Nah, berbicara masalah kuliner khas Bali, kali ini saya ingin mengulas sedikit mengenai fakta menarik salah satu kuliner khas Bali yaitu Nasi Jinggo. Sesuai dengan judul, Nasi Jinggo ini berasal dari pulau dewata bali. Menurut sejarah yang dituturkan para penjual nasi jinggo, kuliner ini ada sejak tahun 1980-an tepatnya di jalan Gajah Mada denpasar Bali.

Awal cerita berasal dari pasar kumbasari, aktivitas pasar tersebut 24 jam non stop. Sehingga para pekerja serta pengunjung pasar terkadang kesulitan mencari pengganjal perut ketika letih bekerja baik sore maupun malam hari. Sebab, ketika menjelang sore, banya pekerja pasar yang berprofesi sebagai penjual nasi mulai tutup.

Konon, penjual nasi jinggo pertama kali adalah sepasang suami istri yang bekerja mulai sore hari sampai malam. memanfaatkan kesempatan dimana banyak orang membutuhkan makanan sebagai penggajal perut.

Menurut riwayat, banyak yang menyebutkan bahwa asal kata Jinggo diambil dari kata hokkien yang artinya adalah Rp. 1.500,- seribu limaratus rupiah. Sebab memang pada masanya sebelum terjadi krisis moneter. Sedang menurut riwayat lain menjelaskan bahwa jinggo berasal dari kata "jagoan" yaitu geng para pengendara sepeda motor malam di pasar itu. Sebab mereka gemar memakan nasi Jinggo sehabis berplesir malam.

*Sekarang
Nasi jinggo disajikan dengan bungkus daun pisang segar dengan hanya berisi nasi putih satu kepal lalu dibubuhi lauk pauk diantaranya: Sambal goreng tempe, ayam dan serondeng. Seiring berkembangnya masa, sekarang nasi jinggo disajikan lebih komplit dan berasa dengan ditambahi lauk pauk telur, mie goreng, daging sapi dan daging babi.

Sedang saat ini nasi jenggo diberi porsi mulai dari Rp. 2.000,- sampai Rp. 4.000,- perbungkus. Banyak orang yang membeli nasi jenggo dengan porsi beberapa bungkus untuk dapat mengenyangkan perut. Hal tersebut melihat porsi nasi jinggo yang amat sedikit.

Selain dijual di jalan dan di pasar, kini nasi jinggo banyak disajikan diberbagai warung makan hampir seluruh daerah bali. Juga sering dijadikan sajian upacara khusus seperti ngaben, perayaan ulang tahun, rapat dan lain-lain.

Juga saat ini nasi jinggo banyak disajikan dengan tambahan nasi kuning serta porsi yang lebih banyak. Kini penjual nasi jinggo hampir merata di seluruh ruas Kota Denpasar, mulai dari  Jalan Setiabudi, Gatot Subroto Barat dan Gatsu Timur, dan lainnya sampai ke sesetan. Penikmat kuliner nasi jinggo ini terbiasa mengampar tikar untuk menyantap bersama keluarga. Anehnya lagi, nasi jinggo tak hanya dikonsumsi oleh kaum menengah ke atas, namun juga kaum menengah ke bawah.

Sekalipun bentuknya seperti nasi kucing yang terkenal di jogja dan solo, namun nasi jinggo terkesan lebih banyak dalam penyajian porsinya. Nah, sobat setia piring kuliner, jika anda berlibur ke pulau dewata, jangan lewatkan kesempatan menikmati makanan nusantara warisan nenek moyang ini. Oke, selamat mencoba.

Tinggalkan komentar anda di bawah ini dengan sopan dan baik ya...
EmoticonEmoticon