logo blog

08 Agustus 2017

Gudeg, Kuliner Khas Kota Yogyakarta

Gudeg, Kuliner Khas Kota Yogyakarta
Gambar: Nasi Gudeg
Piring Kuliner-Jika anda adalah orang asli jawa tengah atau tepatnya daerah Yogyakarta, pastinya anda akan tau salah satu kuliner ikon kota opera van java tersebut. Apa itu? Ya, nasi Gudeg, kuliner khas kota Yogyakarta ini merupakan salah satu dari banyak jenis kuliner tradisional khas Indonesia.

Selain rasanya yang enak serta bentuk penyajiannya yang unik, ternyata gudeg memiliki ciri khas serta fakta sejarah yang melatar belakangi tercetusnya kuliner klasik yang juga menambah ikon kebanggaan nusantara ini. Bagaimana kisah atau fakta sejarah tercetusnya makanan ini? Lanjutkan ke bawah.

Menurut salah seorang tokoh Yogyakarta yaitu Murdijati Gardjito, tokoh sejarawan jogja yang telah membuat buku "Gudeg Yogyakarta", melansirkan bahwa adanya makanan Gudeg ini bersamaan dengan berdirinya kerajaan Islam Mataram di alas Mentaok, yogyakarta sekitar abad 1500-an.

Saat penebangan alas mentaok, guna mengadakan pembangunan kerajaan, banyak pepohonan yang ditebang oleh para pekerja antara lain pohon nangka, kelapa dan melinjo.

Melihat pekerja yang ribuan jumlahnya, sehingga membutuhkan pasokan makanan yang banyak pula. Karena banyak buah nangka muda yang berserakan bersama tertebangnya pohon, daun tangkil atau melinjo, maka dipergunakanlah oleh para pekerja sebagai bahan pangan mereka yang berjumlah terlampau banyak.

Untuk mengaduknya (Ngudek) saja, buah nangka muda dengan daun melinjo membutuhkan alat aduk yang besar menyerupai dayung kapal. Serta waktu pengolahan yang sangat lama. Dari nama itulah maka muncul makanan tradisional baru yang bernama gudeg. Dimana bahan-bahan khususnya adalah nangka muda serta daun melinjo.

Karena proses yang memakan waktu lama itulah gudeg tidak dijadikan sebagai makanan pokok melainkan hanya untuk hajatan masyarakat seperti selametan, lahiran, sanak keluarga sakit jika sembuh, nikah dll. Memang gudeg bukan berasal dari makanan kerajaan melainkan makanan rakyat jelata. Itu berdasarkan fakta sejarah yang di tulis dalam bukunya, Murdijati Gardjito "Gudeg Yogyakarta".

Baca Juga: Nasi Goreng Jancuk, Makanan Khas Surabaya

Seiring berjalannya waktu, gudegpun berkembang serta tersebar di daerah seluruh yogyakarta sampai akhirnya bersentral di daerah Wijilan tahun 1970-an dan sampai saat tetap bertahan menjadi ikon khusus daerah istimewa Yogyakarta. Serta berkembang menjadi berbagai varian dan tambahan-tambahan lauk.

Secara umum gudeg dibagi menjadi dua: Gudeg Kering dan Gudeg Basah. Gudeg Basah hanya cukup dengan direbus sampai berair, sedangkan gudeg kering masih membutuhkan proses pengolahan yang cukup lama yaitu dengan ditumis sampai mengering. Biasanya gudeg disajikan dengan dengan berbagai tambahan lauk antara lain terlur, ayam,  tahu-tempe dan sambal goreng krecek.

Sampai saat ini gudeg terus dipertahankan demi menjaga kelestarian kuliner nusantara. Terlebih menjaga nami baik Indonesia di kanca dunia. Jika anda berlibur ke Jogja, atau berlibur serta lewat di daerah Jogja ini, jangan lewatkan kesempatan anda untuk mencicipi sajian nenek moyang kita yang banyak tersebar di daerah Yogyakarta.

Sekian yang bisa kami ulas sobat, semoga dapat memberi manfaat serta membuat kecintaan kita akan tanah air semakin mengental. Jika ada pertanyaa, silahkan isi kolom kontak kami di Info Blog. Selamat mencoba!

Tinggalkan komentar anda di bawah ini dengan sopan dan baik ya...
EmoticonEmoticon