logo blog

28 Agustus 2017

Roti Buaya, Ada Apa Dengan Roti Seram Ini?

Roti Buaya, Ada Apa Dengan Roti Seram Ini?
Bukan Boneka Lho? Roti Buaya
 Piring Kuliner-Sahabat, banyak sekali makanan yang unik dan menarik di Negeri kita ini, salah satunya roti buaya. Mendengar nama "buaya" mungkin akan terasa seram dan mengerikan, bukan buaya darat loh ya. Tapi jangan salah, roti buaya ini adalah panganan khas yang mewarnai acara pernikahan adat betawi. Dan roti ini dianggap wajib dan harus ada dalam upacara pernikahan adat betawi, karena ternyata makanan unik ini mempunyai sejumlah fakta menarik di dalamnya.


Baca Juga: Nasi Kucing, Asal Usul Serta Sejarah di Balik Nama Uniknya

Buaya sendiri telah menjadi hewan yang dianggap suci oleh orang Betawi sejak zaman leluhur. Menurut JJ Rizal, ahli sejarah yang berdarah Betawi, seekor buaya hanya mempunyai satu pasangan seumur hidupnya. Atas kepercayaan inilah, orang Betawi menggunakan buaya sebagai perlambang kesetiaan. Dalam perikahan diharapkan agar pasangan saling setia.


Selain itu buaya juga disimbolkan punya sifat yang sabar, yaitu caranya yang selalu menunggu saat ingin menerkam mangsa. Jadi semua itu dimaksudkan agar pasangan tersebut hanya menikah satu kali dan saling setia, serta selalu sabar dalam menghadapi masalah.

Saat prosesi pernikahan, roti buaya biasa dijadikan bawaan dari pengantin pria untuk mempelai wanita, dan hal ini menjadi syarat wajib dalam pernikahan. Setelah itu, roti buaya diletakkan di sisi antara mempelai wanita dan para tamu undangan untuk melambangkan karakter dan sifat mempelai pria yang bersahaja. Selain itu, ada juga tradisi di mana roti tersebut dibagikan pada tamu yang masih lajang alias jomblo, agar mereka bisa segera mendapat jodoh.

Berbeda halnya dengan zaman dahulu, pada zaman dahulu roti buaya tidak untuk dibagi-bagikan atau dimakan. Roti buaya dibuat keras dan tidak berasa untuk disimpan di atas almari di kamar pengantin. Dan dibiarkan saja hingga hancur atau habis dimakan belatung.


Tidak seperti zaman sekarang, roti buaya habis hanya untuk dibagikan kepada para tamu dan kedua mempelai tidak ikut menikmatinya


Baca Juga: Nasi Goreng Jancuk, Kuliner Khas Surabaya

Untuk soal rasa, sudah banyak yang penasaran seperti apa rasanya roti buaya ini. Seperti roti lain pada umumnya, roti berukuran besar ini punya isian juga. Ada yang rasa cokelat, keju, bahkan berbagai selai buah-buahan. Teksturnya pun lumayan lembut dan empuk, tidak dibuat keras seperti zaman dahulu. Cara makannya pun dengan mencelupnya ke sirup.

Kalau dulu roti buaya memang dibuat keras dengan tujuan untuk disimpan, bukan untuk dimakan. Adapun rahasia yang terdapat dibalik simbol dengan roti yang makin lama habis dimakan belatung. Begitu juga dengan cinta pasangan yang menikah, diharapkan akan habis sampai mereka wafat dan dimakan belatung nanti.

Tetapi tak masalah apapun itu, yang penting berharap segala yang terbaik untuk pasangan yang telah menikah. Dan mungkin akan lebih baik kalau kita tidak menghilangkan unsur budaya, agar bisa diteruskan oleh tiap generasi.

Wah, pasti penasaran mau cobain makan roti buaya ya!

Tinggalkan komentar anda di bawah ini dengan sopan dan baik ya...
EmoticonEmoticon